Kadang awan tak mengerti, saat matahari ingin
menerangi bumi. Awan justru menutupi sang matahari, matahari meredup perlahan
dan saat itulah awan berubah menghitam dan turunlah hujan. Perasaan yang tak
pernah padam ketika cinta menghiasi angan dan pikiran. Awan hitam yang
menggumpal dikejauhan tak akan menghalangi cinta bertemu dengan cantiknya sang
matahari yang mulai redup dalam kesendirian. Memang sulit hati ini
mengungkapkan, tapi tak akan pernah terjawab semua tanya jika hati tak mau terbuka,
menerima dan merasakan ada cinta yang masih bisa diperjuangkan.
Aku pernah menyapa angin, aku bertanya padanya,
aku mengajaknya untuk saling bercerita. Ku minta satu hal dari dirinya,
datanglah saat sang mawar ingin menggerakkan sedikit tangkainya. Tapi aku tak
tau, angin tak pernah datang lagi untuk mendengarkanku, dan untuk sekedar
menghembuskan helai rambutku yang terurai dari jendela kamar yang tertata rapi
tanpa hiasan lukisan wajahnya. Saat angin tak ingin mengunjungiku lagi, saat
itulah hati ini mulai menata diri, melihat nurani, melihat cermin diri, melihat
apakah angin tak pantas untukku. Tapi bukan itu, angin sepertinya ingin menguji
seberapa setia aku menunggunya walaupun tak ada sedikitpun tanda-tanda
kehadirannya menghembuskan sedikit kiasannya dari sudut jendela hatiku.
Perasaan yang sesungguhnya itu tak bisa ditebak
kemana arahnya. Seperti perasaan sang kumbang yang tak tau entah akan kemana
dia hinggap. Mungkin jutaan bunga-bunga yang indah pernah dia hinggapi. Tapi
sang kumbang pasti pernah merasakan satu bunga yang tak ingin dia tinggalkan,
tak ingin dia berpindah tangkai, tak ingin dia beranjak. Walaupun bunga tak
selamanya merekah dan indah tapi sang kumbang selalu bisa melihat keindahan
bunga dari sisi yang berbeda. Kumbang memang tak sempurna, dia hanya makhluk
kecil yang tak terlihat diantara hewan lainnya. Tapi lihatlah sisi lainnya, dia
imut, dia lucu, dia tak pernah merasa kecil walaupun kenyataannya dia kecil.
Sama seperti aku dan semua orang didunia ini. Tak pernah ada yang cacat, tak
pernah ada yang kurang, hanya kita kurang sempurna dan kesempurnaan itu
sebenarnya bukan hanya yang terlihat saja. Hati yang berbicara, bukan fisik
yang semata hanya bisa dipandang dengan mata. Lalu, pantaskah raga ini
menyesali dan mencaci diri sendiri. Kejarlah dia, kejarlah asa, kejarlah
bahagia, cinta datang karna memang cinta itu mengharapkannya. Cinta datang
bukan karna cinta itu dipaksa. Waktu akan menjawab segala asa dalam gelapnya
harapan kecil seseorang.
Dia memang indah, dia mungkin sempurna dimata.
Tapi lihatlah cermin, bicaralah pada cermin bahwa aku juga sama, aku juga bisa,
aku punya keistimewaan yang orang lain tak dimiliki. Seketika itu hati akan
berbicara, membenarkan apa yang kau katakan kepada sang cermin. Gapai cinta,
gapai masa, gapai cahaya, tersenyumlah dan kejarlah cita-cita.
ciyee ciyee
BalasHapus